Perbedaan Closed Source Dengan Open Source

Perbedaan Closed Source Dengan Open Source

Perbedaan Closed Source Dengan Open Source




Halo sobat riskiafrialam.blogspot.com, kali ini kita akan membahas Perbedaan Closed Source Dengan Open Source . .Langsung saja ya sobat.


1. Apa itu Closed Source
Closed Source adalah paket program yang tidak dapat didistribusikan lagi selain oleh pembuat / vendor program tersebut. Jika ada distribusi yang bukan oleh vendor program tersebut, maka itu dianggap sebagai pembajakan software. Atau dengan kata lain program yang Closed Source tidak dapat didistribusikan secara bebas, kecuali oleh vendor program tersebut dan juga tidak dapat digandakan secara bebas.

2. Apa itu Open Source
Kata �open source� pertama kali muncul pada sebuah rapat di Palo Alto California. Ketika itu, Netscape yang merupakan pengembang browser Navigator ingin melepaskan kode sumber dari produk dengan nama Mozilla di bulan Januari 1998. Merekan ingin membedakan diri dan menghindari konfrontasi ideologis maupun konotatif dengan istilah Free Software yang dipelopori oleh Richard Stallman. Para penggagas istilah open source adalah: Christine Peterson, Todd Anderson, Larry Augustin, Jon Hall, Sam Ockman, and Eric S. Raymond.


Suatu program dengan lisensi Open Source berarti program tersebut membuka kode programnya (source code) bagi siapa saja yang ingin mempelajarinya, caranya dengan menyertakan kode program bersama dengan distribusi paket program yang sudah jadi (hasil kompilasi). Dengan penyertaan kode program tersebut, pembeli atau pengguna program dapat membedah program tersebut, melakukan modifikasi sesuai dengan kebutuhannya, bahkan memperbaiki "bug" atau kesalahan logika dalam program tersebut. Contoh program yang Open Source adalah Linux dan Android. Dalam setiap distribusinya vendor Linux dan Android juga menyertakan Kode Programnya.

Perbedaan Closed Source Dengan Open Source

Satu hal yang perlu ditekankan adalah bahwa program / software yang Open Source tidak selalu tersedia secara gratis. Kita bisa saja membuat perangkat lunak yang kita buka kode sumbernya, mempatenkan algoritmanya, medaftarkan hak ciptanya, dan tetap menjual perangkat lunak tersebut secara komersial. Tetap ada biaya yang dikeluarkan untuk membeli program tersebut. Contoh, misalnya Sistem Operasi RedHat Linux, program Linuxnya tetap dibeli dengan yang murah.

Tujuan Open Source adalah ingin menghilangkan ketergantungan terhadap vendor program, dimana vendor bisa saja bertindak seenaknya. Dalam program yang Closed Source, vendor bisa saja menyisipkan kode-kode yang mungkin dapat membahayakan pengguna program, dan menghilangkan privasi pengguna. Selain itu, Open Source juga bertujuan menyediakan software yang mudah dijangkau oleh masyarakat luas, dan menghindari pengerukan keuntungan yang berlebihan oleh vendor.

3. Apa keuntungan Closed Source

Perbedaan Closed Source Dengan Open Source

A. Kurangnya kebingungan bagi pengguna
Banyak orang awam tidak tau apa keuntungan dari berbagai versi, android misalnya. Open source akan memberi banyak variasi karena kita diperbolehkan mengembangkannya. Dengan melarang orang untuk mengubah fitur inti itu, maka akan membuat lebih mudah untuk memilih produk yang pengguna inginkan, menjadikan hanya ada satu versi sehingga mudah pengguna beradaptasi, iOS misalnya. 

B. Pengguna punya pengalaman sama
Karena tertutup pengembang dapat memilih layout, fitur, pilihan, warna, dan cukup banyak apa pun yang mereka pilih. Hal ini tampaknya membatasi, tapi setidaknya menjamin bahwa setiap pengguna akan memiliki pengalaman serupa dan memberikan standar yang tidak dapat diubah. 

C. Lebih menguntungkan vendor / pengembang
Sebuah model closed source dapat sangat menguntungkan bagi vendor dan pengembang karena dapat memperoleh banyak uang dan dapat merahasiakan dari kompetitor dengan tidak membuat desain yang tersedia bagi mereka untuk melihatnya.


4. Apa keuntungan Open Source

Perbedaan Closed Source Dengan Open Source

A. Dukungan dari pengembang lebih besar
Dalam open source tiap orang dapat mengembangkan tiap platform, sehingga memberikan dukungan yang lebih besar untuk pengembang dan memberi kita lebih dari perasaan kepemilikan karena kita bisa mengubah apa pun yang kita suka. 

B. Lebih bebas mengubah-ubah
Dalam skenario closed source, pengembang hanya diberikan pilihan untuk mengubah apa yang pengembang asli pilih, sebaliknya dalam open source kita memiliki kontrol penuh yang memungkinkan kita menyesuaikan nuansa tampilan dan bahkan fitur dari perangkat lunak yang memberikan kemungkinan lebih banyak.

C. Lebih Aman
Open source jauh lebih transparan daripada closed source, ini berarti bahwa setiap orang dapat melihat kode, dengan memiliki ribuan orang membaca kode tersebut, bug dan kerentanan yang ada lebih cepat diketahui untuk diperbaiki, juga memungkinkan kita mengetahui apakah bug telah diperbaiki karena kita dapat memeriksa kode tiap kali rilis.

D. Dukungan Komunitas lebih besar
Ketika pengembang asli berhenti mengembangkan dan meninggalkan produk tanpa perbaikan atau fitur baru, karena open source maka biasanya komunitas mengambil alih dan terus bekerja mengembangkannya sehinga dapat hidup dan menikmati fitur baru dimana jauh melampaui apa yang pengembang asli rencanakan.

5. Kesimpulan
Namun, pilihan untuk mengikuti Open Source atau tidak tetap bergantung pada diri kita masing-masing. Seandainya kalian berkeinginan menjadi Software Developer yang kaya raya seperti Bill Gates, mungkin kalian memilih menjadi Software Developer yang Closed Source.

Sebaliknya, jika kalian adalah seorang yang senang berbagi ilmu dan pengalaman tentunya agan lebih senang menjadi Software Developer yang Open Source, namun itu tentunya kemungkinan kecil dapat menjadikan kalian sekaya Bill Gates. 

Kalau kita hanya sebatas pengguna biasa, pantaskah kita menggunakan software bajakan?? Ini yang perlu dipertanyakan.

0 Response to "Perbedaan Closed Source Dengan Open Source"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel